Guru

Oleh Nabella Nurfaiza


Ketika kumelihat wajahmu dari sudut pintu
Hatiku berucap terima kasih guruku
Kau bagaikan penerang yang menyinari
Ruangan hampa

Air

Oleh Nabella Nurfaiza


Ku terkesan dengan sebuah air
Yang kelihatannya kecil
Tapi dia berharga bagiku
Ketika kumandikan diriku dengan air
Rasanya seakan-akan tenang
Semua beban hilang
Dia juga membersihkan diriku
Yang semula kotor menjadi bersih
Andai ada air bisa memandikan hatiku
Agar hatiku bisa menjadi bersih
Aku sekarang tahu jawabannya
Air itu adalah taubat

Penglihatanku

Oleh Nabella Nurfaiza


Di alam maya ini
Ku berjalan menelusuri kota-kota
Ku melihat pemandangan indah
Seakan hatiku merasa jernih
Hatiku tenang
Tetapi sebaliknya
Ketika ada insan-insan
Yang melanggar janji kepada-Nya
Seakan-akan
Mataku menjadi buta
Tak dapat kulihat apa-apa
Hati pun buta melihatnya
Aku pun bertanya-tanya
Rugikah hidup mereka

Nabiku

Oleh Zahra


Hati bergetar
Degup jantung berdebar
Kala indah cahaya surya kala pagi menjelang
Kalahkan elok rupawan sayap kupu-kupu terbang
Insan sempurna.....
Al Amin ciri utamanya
Nabi besar nan mulia
Rahmat seluruh alam semesta
Insan mengugguli setiap ciptaan-Nya
Beliau Ahmad
Lelaki pembawa rahmat
Wasilah agung setiap umat

Televisi

Oleh Zahra


Kau mengutip seluruh berita
Dari seluruh celah di dunia
Politik, sosial, ekonomi, budaya, dan olah raga
Dari yang jenaka hingga raja tega

Tapi kini kau mulai berbeda
Melepas tayangan yang tak pantas
Meresap cepat dalam benak pemirsamu
Melahirkan generasi baru, dengan kehidupan semu

Generasi Islam hendaknya waspada
Memilah dan memilih setiap acara
Jangan tertipu akan keajaiban kaca
Membuat hati menjadi buta

Mari kawan kita sepakat dan satukan tekad
Bentengi diri dengan Islam dan iman
Kawan...
Perjalanan kita masih panjang lewati barzah dan mizan
Senantiasa mengharap bimbingan Tuhan
Agar kita selamat dari tipuan setan

Penyejuk Jiwa

Oleh Ayuningtyas Risdiani (VII B)


Kala hati sedang rindu
Rindu akan sosok-Mu
Kuambil sebuah buku hijau
Buku penyejuk hati
Dengan alunan ayat-ayat indah

Kubaca dalam kesunyian malam
Yang belum terlalu senyap akan aktivitas
Kubaca kata demi kata
Ayat demi ayat
Seketika hati terasa tenteram
Kegalauan pun mulai sirna
Dan ketenangan pun merasuk dalam sanubari

Kala kututup buku ini
Hati serasa terlindungi
Namun...
Jiwa ini mulai rindu
Menyenandungkan ayat-ayat cinta-Mu

Setelah Ramadhan

Oleh Zahra


Ramadhan telah berlalu
Menyisakan sebersit rasa rindu
Rasa rindu di hati nan syahdu
Melebihi indah bulan seribu

Setelah menjalani bulan penuh berkah
Tibalah sebuah perayaan megah
Perayaan yang suci nan indah
Sejuk di hati bagaikan mawar disinari cahaya mentari dan cerah
Ialah hari raya kita semua
Hari raya Idul Fitri tentunya
Menyerukan suara takbir yang menggema

Allahu Akbar...... Allahu Akbar...... Walillahilkham
Terimalah segala ibadah hamba
Agar usaha hamba tidak sia-sia
Menjadi orang yang selalu bertaqwa
Istiqomah dalam kehambaan-Nya


Gadis Kecil Itu

Oleh Ayuningtyas Risdiani (VII B)


Lamunannya memang begitu sederhana
Tak setinggi gadis kecil lain
Hanya mengharap sebuah asa
Yang tak ia dapatkan selama ini

Gadis kecil itu...
Menanti sebuah kepastian
Kepastian akan hidupnya
Hidup yang selalu membuatnya terikat

Berharap dan berharap
Kapan hidup ini berpihak padanya
Kapan hidup ini bisa membuatnya tersenyum
Tak seperti sekarang
Selalu berkelahi dengan waktu

Bersekolah...
Mungkin terdengar hal yang lumrah
Setiap orang bisa memperolehnya
Namun tidak dengan gadis kecil ini
Itu bagaikan sebuah angan semu semata baginya

Di ruas kota metropolitan
Ia masih menanti
Bersama gitar kecil di tangannya
Berharap asanya akan terwujud
Bersekolah...


Doa

Oleh Ayuningtyas Risdiani (VII B)


Saat kedua mata terpejam
Merenungi arti sebuah kehidupan
Kehidupan yang hanya terhitung semu
Dengan berjuta magnet penariknya

Kubersimpuh
Meminta sebuah kekuatan
Dari penyebab kebatilan dan jalan yang sesat
Dari penyebab kerapuhan moral bangsa
Kuatkanlah imanku
Untuk menentang alur kemaksiatan
Lapangkanlah pula rizqi
Dan berilah aku kebahagiaan dunia akhirat
Inilah doa seorang hamba
Yang ingin menjadi kekasih-Mu

Ya Allah...
Hanya kepada Engkau aku bergantung
Dari perbuatan yang Kau murkai
Atas kuasa-Mu aku terlahir
Dan hanya kepada-Mu aku kembali

Buku

Oleh Irmawati Sn (VII)


Buku
Engkaulah temanku
Kau selalu memberi ilmu kepadaku
Setiap saat aku membukamu
Tanpamu aku tak bisa mendapatkan ilmu
Kau adalah teman terbaikku
Kau telah membantuku mencari ilmu
Terima kasih...engkau memang sahabatku

Sepiku

Oleh Irmawati Sn (VII B)


Suara terompet berada di mana-mana
Menyambut tahun yang baru
Semua orang pergi memenuhi jalan
Melakukan pawai tak tentu

Aku hanya duduk di rumah
Tak ada terompet...
Tak ada kembang api...
Tahun baru...
Bukanlah saatnya bersenang-senang
Tetapi...
Saatnya kita merenungkan
Perbuatan kita satu tahun yang lalu
Untuk memperbaikinya
Di tahun yang akan datang

Ibuku Pahlawanku

Oleh Adi S. (VII B)


Ibu, engkaulah pahlawanku
Engkaulah yang telah mengandung
Melahirkan dan membesarkan aku
Dengan segala cinta kasihmu...

Ibu, engkau orang yang paling aku cintai
Orang yang paling aku sayangi
Dan orang yang paling aku hormati

Ibu, engkaulah pahlawanku
Engkaulah orang yang paling berjasa
Dalam hidupku setelah ayah tiada
Ibu, aku cinta padamu
Selamanya...

Sampai kapan pun

Guruku

Oleh Aufa (VII A)


Guruku
Betapa kerasnya engkau membantu kami
Engkau berjuang dengan sekuat tenaga
Engkau sangat berjasa

Wahai Bu Irma
Jasamu sangat besar
Hingga kami menguasai bahasa Indonesia
Tanpamu aku tak bisa begini
Tak bisa mengerti banyak hal
Meski sering kami membantahmu
Tapi dengan ikhlas Engkau maafkan

Terima kasih guruku
Ya Allah jagalah guruku ini
Masukkanlah guruku ini ke dalam surga-Mu
Karena jasa-jasanya yang besar
Dan karena kemaafannya aku bisa begini

Ayah

Oleh Iza Ilzamul Akbar (VII A)


Di mana akan selalu kuingat
Di sini aku menangis seorang diri
Apakah hatiku masih ada di hatimu
Untukmu selalu kupanjatkan doa

Untuk ayah yang kukagumi
Betapa aku ingin bertemu denganmu
Tapi semua itu hanyalah harapan
Harapan yang tak mungkin hilang dari hatiku

Ayah...
Akan kuukir indah namamu
Di atas hatiku

Guru

Oleh Iza Ilzamul Akbar (VII A)


Jasamu takkan kulupakan
Walau di akhir zaman
Semua yang tlah Kau berikan
Akan selalu kukenang

Guru...
Kucoba tuk memahamimu
Memahami keadaanmu
Suara pelan
Tak jadi halangan tuk mengajariku

Pengorbananmu sangat berarti
Kau menuntunku ke arah yang baik
Kutaruh semua isi hatiku
Untuk kebaikan yang berarti...
Terima kasih


Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Oleh Iza Ilzamul Akbar (VII A)


Guru....
Kau yang mengajariku tentang hidup
Kau yang telah memberikanku ilmu
Ilmu yang selama ini kucari

Guru...
Kau pahlawan tanpa tanda jasa
Pahlawan yang membuat Ibu Pertiwi bangga
Yang menerangi jalanku

Kau tak kenal lelah untuk mengajar
Memberikan ilmu kepadaku
Walau rintangan membentang
Kau tak pernah patah arang

Diriku ini seperti gelapnya malam
Tapi, kau datang memberikan sinar cahaya
Karena semangatmu itu
Yang membuat diriku bangga padamu


Memang Sombong Diriku Ini

Oleh Chandra Achmad Fauzi (VII A)


Manusia
Hal yang paling kecil di alam semesta
Apalagi di mata Tuhan
Kita tidak lebih dari setitik debu
Tapi, banyak orang sombong, kikir, pelit

Berkeliaran di dunia ini
Seakan lam semesta milik sendiri
Tanpa menghiraukan yang lain
Jika nyawa dicabut, nafas dihentikan
Mungkinkah kita akan mengelak
Dari itu semua

Yang diatur oleh Yang Mahakuasa
Tanpa pertolongan-Nya, kita takkan bisa hidup
Bertaubatlah sekarang
Sebelum Dia murka
Dan mencabut nyawa kita

Ujung Bambu yang Saling Menyapa

Oleh Chandra Achmad Fauzi (VII A)


Saat kulihat keluar jendela
Kutatap pohon-pohon bambu
Warna hijau yang sangat indah
Angin sepoi pun bertiup
Membuat batang itu bagai bergoyang
Ujung bambu saling berdekatan
Bagai menyapa satu sama lain
Andaikan kita semua seperti itu
Berdekatan untuk saling menyapa
Bukan memaki
Alangkah indah dunia ini


Untuk Sahabat

Oleh Chandra Achmad Fauzi (VII A)


Sebuah kata yang tak terlupakan
Mengingatkanku dengan seseorang
Yang sangat kubanggakan
Seseorang yang bisa kuajak bicara

Bercanda dan berbagi pengalaman
Selalu setia menemaniku
Saat suka maupun duka

Dialah yang menghiburku
Membuatku tertawa lagi
Dialah yang membuat hidupku berarti
Itulah sahabatku

Penerang dalam Kegelapan

Oleh Chandra Achmad Fauzi (VII A)


Bagai api yang membara
Kau berikan semangat pada kami
Awalnya aku tak tahu apa-apa
Begitu bodoh dan hanya bisa menangis
Tapi, karenamu aku tahu segalanya
Kaulah lilin dalam jalan gelapku
Menerangi setiap langkah hidupku
Dengan apa yang kau berikan padaku
Aku takkan bisa membalasmu
Walau sampai akhir hidupku