apa kabar Indonesia?


Hmmm...
Setelah 1 kali nonton pertandingan rugby dan 1 kali nonton bola di Stade de France di tengah suhu -2°C, jalan-jalan ke Roche sur Foron, Annecy, Provins, liat pabrik Champagne, visit ke pabrik coklat pertama di dunia, jalan-jalan di castle Champs sur Marne di tengah salju, 2 pesta ulang tahun, 7 undangan makan malam, visit ke pameran women's day di Unesco, 3 kali ke Disneyland, ngubek-ubek Chinatown di distrik 13, nemu pasar ikan di Bastille, nonton pameran lukisan internasional di Cité des Arts, jadi tamu di kelas bahasa Inggris di Villiers, nonton pameran digital images dan satu kali keracunan oysters....akhirnya...

.... musim semi tiba!!!! Yipppeeeeeee....
Tadi pagi aku bangun dengan suara burung di luar jendela. Bunga-bunga kecil mulai muncul malu-malu, rumput di taman-taman mulai hijau, pohon-pohon apel di taman Luxembourg mulai ditata dan dikasih label nama, dan sakura di beberapa tempat mulai mekar. Temperatur mulai beranjak lebih dari 10°, meski di pagi dan malam hari masih dibawah 0°.

Disini aku jadi bisa lebih mensyukuri siklus kehidupan dan hangatnya sinar matahari...euuuuuuwwww....C'est absolutement une belle vie!

Sekolah tetap berjalan seperti biasa. Banyak PR, ada test tiap hari Jumat, plus aku masih harus melewatkan 2 jam per hari untuk pulang-pergi di kereta commuter rute banlieu La Defense/Paris-Marne la Vellee/Parc Disneyland.

Alliance Français Paris (AFP), sekolahku, terletak di boulevard Raspail. Kawasan Raspail, Montparnasse, Luxembourg dan St. Michel yang terletak di distrik 6 Paris juga disebut sebagai "le quartier des étudiants" atau "kawasan pelajar", karena di sini banyak universitas dan sekolah terkemuka, seperti universitas Paris, Universitas Sorbonne atau AFP.

Minggu lalu suasana di distrik ini cukup menegangkan. Ada demo massal, yang disebut sebagai "manifestation contre le CPE" atau pernyataan menentang "CPE", undang-undang ketenagakerjaan yang baru diberlakukan di Perancis. Beberapa pasalnya dianggap sangat merugikan para manula, penyandang cacat dan fresh graduates, diantaranya pasal yang mengatur tentang kontrak kerja dan sistem PHK. Yang patut ditiru dari demo di sini adalah rapinya perencanaan dan informasi kepada publik tentang waktu dan jalur yang dilewati demonstran. Sehari sebelum demo kita bisa melihat detail rute dan waktu demo di TV-TV, dan semuanya ontime.

Ribuan mahasiswa, orang tua dan kelompok penyandang cacat turun ke jalan, long march di sepanjang rute St. Michel-Port Royal-Luxembourg-Raspail-Montparnasse.
Sebetulnya sih suasananya lebih mirip karnaval, dengan truk yang bawa sound system gede-gede, baju-baju demonstran yang ditempeli sticker warna-warni berisi pesan anti CPE dan barisan yang rapi...

Tapi, Kamis siang, saat kelasku lagi sibuk ngerjain tugas mengarang, tiba-tiba ada suara tembakan di tengah ramainya yel-yel demonstran. Ternyata ada provokator yang tawur sama polisi di ujung jalan. Nggak lama kemudian jalan di depan kampusku langsung dipenuhi van polisi, lengkap dengan sirinenya yang bising, dan polisi yang berlarian di jalan dengan pistol dan tameng. Euh... kereta bawah tanah jadi lebih padat gara-gara jalan raya macet dan banyak bus yang terlambat.

Hari itu aku melihat Paris yang nggak secantik biasanya. Banyak spanduk di sepanjang jalan dan di depan universitas-universitas. Selain polisi yang siaga, yang bikin suasana terasa tegang adalah sepinya jalan raya. Semua orang berusaha jalan secepat mungkin ke stasiun métro terdekat, karena kadang (seperti halnya di kebanyakan aksi di jalan) kita bisa terjebak di tengah kerusuhan dan tiba-tiba diangkut di dalam truk polisi.

Jangan bayangkan kalau di negara yang menganut asas Liberté-Egalité-Fraternité ini polisi akan sehati-hati polisi di USA. Di sini polisi lebih suka main gebuk sembarangan. Makanya ngga heran kalau kata "police" sering dipelesetkan jadi "poulet", alias "ayam", untuk menggambarkan sebelnya orang Perancis pada polisi yang suka menggertak di balik seragamnya.

Cerita lain dari minggu lalu adalah, aku pergi ke "Salon Mondial du Tourisme", atau pameran Turisme Internasional di Paris. Ini adalah pameran internasional pariwisata terbesar di perancis dan salah satu yang terkemuka di kawasan Eropa. Ada lebih dari 300 peserta pameran dari lima benua. Di barisan terdepan ada stand promosi negara-negara anggota Uni Eropa... agak ke belakang, ada Amerika Utara dan Selatan... agak ke belakang lagi, ada Australia... sedikit ke belakang sebelum negara-negara Arab dan Afrika ada China, Korea, Jepang.... Malaysia, Vietnam, Thailand, Cambodia sampai Myanmar (dengan stand mininya).... aku sudah menduga, tapi cukup sedih juga melihat tidak adanya stand Indonesia di sana.

Yang bikin tambah sedih adalah saat aku melihat Thailand mempromosikan dirinya sebagai "the most exotic destination in South-East Asia" alias tujuan paling eksotik di Asia Tenggara, dan Malaysia mempromosikan truly Asia, uniknya batik, sarung tenun, suku dayak, lontong-sate ayam dan...hiiiikkkkksssss........wisata bawah air "experiencing tropical coral reefs" di kawasan SIPADAN dan LIGITAN!!! huuuuaaaaaa.......

Bukannya kita lebih eksotik dari mereka ya??? Kita juga punya jauh lebih banyak keindahan di Indonesia...tapi.... Thailand lebih populer sebagai tujuan wisata orang Perancis gitu loh... bulan ini sepupu Jeff liburan 2 bulan ke Thai. Bulan depan sahabatnya juga jalan-jalan ke sana. Olala.... c'est trop-trop triste pour nous!

Tapi ngga heran juga sih, kenapa bisa begini... Thai dan Malaysia punya tourism office yang cukup besar dan agresif berpromosi di sini. Kita bisa nemu iklan tentang mereka di majalah-majalah yang terbit di Perancis. Ngga cuma mereka, Maldives yang kecil mungil dan barusan sembuh dari porak-porandanya tsunami aja pasang poster besar-besar di stasiun kereta bawah tanah.... makanya mereka bisa lebih populer sebagai tujuan wisata dibanding Indonesia....

Ingat juga kao aku berangkat ke Paris naik pesawat Garuda yang dioperasikan oleh Malaysian Airlines, karena MAS bisa kasih harga termurah untuk sebagian besar tujuan di Asia Tenggara dengan waktu transit yang tidak terlalu lama dan layanan prima. Tapi-tapi...ingat... carrier-nya, pesawatnya adalah milik Garuda....
Kenapa ya Garuda ga bisa operate pesawat ini seperti halnya MAS???

Kenapa ya, kita selalu dengar kata "biaya operasional yang tinggi" dari perusahaan penerbangan kita, sementara untuk musim panas tahun ini aja Malaysian Airlines berani kasih harga mulai dibawah 500 euro untuk flight Paris-(berbagai kota di) Asia Tenggara? Malah kata Lutfi, ada temannya yang bisa dapat 300 USD untuk terbang bersama MAS Jkt-Tokyo!

Gatau deh, liat keadaan begini aku jadi mikir, apa ya yang disebut-sebut sebagai promosi pariwisata Indonesia, kalau di pasar besar seperti pameran ini aja kita ga ada?

Tapi daripada gemes mikirin pemerintah kita yang kurang agresif berpromosi, dan mengingat kata Aa Gym tentang 3M, mulai dari diri kita sendiri, mulai dari saat ini dan yang kecil dan mulai dari yang kecil, aku jadi suka berusaha mempromosikan Indonesia.

Aku bikin file PPS berisi foto-foto hasil jepretan Jeff dan aku saat travelling. Tiap ada kesempatan ketemu sama siapapun juga, entah itu buat ngisi kelas bahasa Inggris, di acara dinner sampai di sekolahku, aku bawa-bawa laptop dan selalu menawari orang-orang dengan sopan, "voulez-vous regarder les photographes d'Indonésie?"

Biasanya mereka menyambut dengan "bien sur!" ("tentu saja!"), meski aku tau dari mata mereka kadang ada yang bilang itu demi sopan santun doang...hehehehe...

Dengan bahasa Perancisku yang pas-pasan, Aku mulai dengan foto laut yang jernih di Karimunjawa... dan....
tuiiinngggg.... mata audience biasanya langsung terbelalak kagum, dengan mulut terbuka...
"olala...c'est magnifique!" (ya ampun...luar biasa!)
"c'est tres jolie!" (cantik bangeetttt!)
atau, saat ada teman mereka yang ngga konsentrasi, mereka langsung menepuk pundaknya, "regarde, c'est trop beau!"
dan mereka akan fokus melihat foto-foto selanjutnya...
tebing di uluwatu, bukit di sekeliling borobudur, danau dan gunung di Bali, sunsets, koral di Karimunjawa, penangkaran hiu dan penyu, polder Tawang, sawah, bunga-bunga, pemandangan pantai utara jawa dari jalur kereta, orang memanjat pohon kelapa, foto pohon pisang, nanas, coklat, kopi, vanilla, merica, dan mereka jadi nyadar kalau banyak makanan enak yang berasal dari negara tropis...

Beranjak ke foto-foto dari kebun raya Bogor... teratai raksasa, pohon raksasa, anggrek, palmetieres...
Lalu ikan-ikan di sea world Indonesia, sampai baju, rumah tradisional dan kostum penari jawa.
Setelah semuanya selesai, biasanya mata mereka masih berbinar-binar dan bilang dengan tulus..."Indonésie est trop magnifique pay..."
"Indonesia adalah negara yang luar biasa..."

Aku sadar, hasilnya pasti nggak sebanyak kalau kita buka stand di Pameran Pariwisata, tapi berkat foto-foto di laptop ini bulan Mei nanti sepasang pengantin baru udah mau berangkat bulan madu ke Indonesia. Seorang guru yang bentar lagi pensiun mau ke Indonesia tahun depan dan mulai baca Lonely Planet tentang negara kita, seorang supervisor di Disney plus istrinya merencanakan liburan ke Indonesia buat musim panas tahun ini, anak-anak di 2 kelas di Villiers jadi tahu dimana Indonesia, dimana Jakarta, Bali dan Semarang, dan seorang anak umur 7 tahun bilang ke papanya, kalau sekarang dia lebih suka Indonesia dibanding China atau Jepang...
ayayayaya.....aku bahagia....
Presentasi tentang Indonesia jadi berasa kaya kerja sambilan deh....

Bukan cuma soal promosi wisata yang bikin aku kesel teman-teman...
Aku juga sering kepikiran, kenapa barang2 yang ada di pasar Perancis kebanyakan berasal dari Vietnam, Singapura, Thailand plus China?
Menurutku sih tinggal di sini lebih enak daripada di Jepang karena kita bisa nemu berbagai bahan dari Asia Tenggara dengan mudah, mulai dari singkong, pisang tanduk, jantung pisang, petai, jengkol (!!!), kangkung sampai permen asem, bumbu dapur (daun salam, lengkuas, sampai terasi dan daun jeruk ada loh..) sampai nangka muda kalengan yang bisa buat bikin gudeg!

Dan... semua keajaiban Asia Tenggara itu diimpor dari negara-negara yang kusebutin di atas... kenapa bukan dari Indonesia?
Kebayang ngga sih, kalo nangka muda, jantung pisang dan petai sebetulnya bisa diekspor???
Euh... any idea?
Yang jelas, aku kepikiran tentang semua ini karena aku sayang Indonesia....
Bukannya kalo negara lain aja bisa sebetulnya kita juga bisa ya?

Sekian laporan dari Paris....
I love you all!