Antologi Puisi

KISAH SEORANG PENDO’A


Ketika kumohon pada Alloh kekuatan,

Alloh memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat

Ketika kumohon pada Alloh kebijaksanaan,

Alloh memberiku masalah untuk kupecahkan

Ketika kumohon pada Alloh kesejahteraan,

Alloh memberiku akal untuk berpikir

Ketika kumohon pada Alloh keberanian,

Alloh memberiku bahaya untuk kuatasi

Ketika kumohon pada Alloh sebuah cinta,

Alloh memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong

Ketika kumohon bantuan,

Alloh memberiku kesempatan

Aku tidak menerima apa yang aku pinta,

tetapi aku menerima segala yang kubutuhkan

Do’aku terjawab sudah.


(Terjemahan bebas dari History of Prayer)






SAJAK PANEN TIADA HABIS-HABISNYA



Barangsiapa menanam Al Qur’an dengan ilmunya

Ia akan panen tiada habis-habisnya

Barangsiapa menanam Al Qur’an dengan hartanya

Ia akan panen tiada habis-habisnya

Barangsiapa menanam Al Qur’an dengan tenaganya

Ia akan panen tiada habis-habisnya

Barangsiapa menanam Al Qur’an dengan kekuasaannya

Ia akan panen tiada habis-habisnya

Barangsiapa menanam Al Qur’an dengan do’anya

Ia akan panen tiada habis-habisnya

Barangsiapa menanam Al Qur’an karena Alloh semata-mata

Ia akan panen tiada habis-habisnya.


(Assalaam)




SEBERAPA BESAR KEMAMPUAN UANG

Uang bisa membeli obat-obatan yang mahal, namun tidak dapat membeli kesehatan

Uang bisa membeli makanan yang lezat, namun tidak dapat membeli selera makan

Uang bisa membeli rumah yang mewah, namun tidak dapat membeli rumah tangga

Uang bisa membeli ranjang yang nyaman, namun tidak dapat membeli tidur yang nyenyak

Uang bisa membeli aneka ragam hiburan, namun tidak dapat membeli kebahagiaan

Uang bisa membeli komputer yang mutakhir, namun tidak dapat membeli isi otak (ilmu/ kepintaran)

Uang bisa membeli asuransi jiwa yang mahal, namun tidak dapat membeli usia

Uang bisa membeli pengawal (bodyguard) yang kekar perkasa, namun tidak dapat membeli rasa aman

Uang bisa membeli kecantikan nan gemerlap (lahiriah), namun tidak dapat membeli kecantikan jiwa (bathiniah)

Uang bisa membeli tiket keliling dunia, namun tidak dapat membeli sebuah kebebasan sejati (kemerdekaan hakiki).




ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan peneriamaan, ia belajar mencintai

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.


(Dorothy Law Nolte)