oh la la...

BBM...
Hai, pernah ngerasain antre BBM sampai satu jam lebih?
Itulah yang terjadi padaku hari Senin kemarin.

Siang hari, nuansa krisis sudah betul-betul terasa. Ada press conference yang harus aku datangi, tapi mobil kantor lagi keluar. Hum..hum..hum.. akhirnya, aku ikut mobil Novie, AE yang juga kebetulan mau pergi hari itu. Ada kesan gelisah di matanya yang lucu.."hm, bensinku udah di bawah E". "Hah?" aku terkejut. "Kok ngga diisi?"
"bensin di pom deket kantor habis dari tadi pagi mbak.."

Waduh. Aku sudah mau naik taxi, tapi dia bilang, "it's ok, nanti sekalian nganter, kita mo ke pom bensin di Gajahmungkur". Dan, buat Anda yang tahu Semarang, pasti sadar sepenuhnya kalo dari area Simpanglima ke Gajahmungkur yang ada cuma rute tanjakan. AC dan radio mobil kami matikan, dan aduh, hari itu, panasnyaaaa..minta ampun!

Aku diantar sampai ke Vina House dengan selamat. Tapi di tengah conference, hpku berbunyi. Ada SMS dari para AE cantik itu "mbak, kita masih antre BBM..."
Walhasil, topik obrolan di sesi makan siang bersama adalah masalah bbm. Seorang teman berkomentar, "siapa suruh pilih presiden ganteng..."
Huh, jawabanku, siapa suruh bikin UU Propenas, tapi pelaksanaannya nggak sesuai jadwal?
Siapa suruh harga minyak dunia melambung?

Singkat cerita, aku pulang ke kantor dengan taxi, dan satu jam kemudian barulah mereka pulang. Oh la la... ternyata bbm di pom Gajahmungkur habis, sehingga mereka terpaksa ke Jl. Pandanaran. Belum sampai di antrean, ternyata mobil sudah mogok kehabisan tenaga! Mereka pun terpaksa dorong-dorong mobil itu di tengah panas terik matahari...

Pulang dari kantor, aku coba isi bensin. 3 Pom yang kulalui di perjalanan pulang seperti mati. Semua memasang tulisan "BENSIN HABIS" dan atau "SOLAR HABIS". Truk-truk besar terparkir berjajar di area pom, kehabisan bahan bakar. Aku jadi terbayang, apa jadinya kalau mereka harus segera kirim barang ke pelabuhan?

Malamnya aku berangkat ke TVB. Pom bensin di sepanjang arteri Sukarno-Hatta juga mati. Semua kehabisan BBM!
Indikator bensinku makin menempel di huruf "E"...
Jam 9 malam show-ku selesai. Aku bertekad, harus dapat bensin, dimanapun itu. Melewati Bubakan, antrean sudah mengular sampai hampir menutup bundaran. Ini pertanda ada bbm, tapi aku takut antre di situ. Banyak angkot dan gelap. Aku pun melaju.

Pom selanjutnya adalah pom Masjid Agung. Ada antrean, aku pun bergabung. "Ah, tak terlalu panjang" kupikir. Aku berhenti... kutengok jam tangan, tepat jam 21:15
tapi... 15 menit berlalu dan aku baru tersadar kalau antreanku nggak maju-maju! Di saat yang sama, di belakangku antrean makin panjang dan mulai menutup jalan.

Ternyata... pompa memang belum dibuka, karena sedang menunggu proses pengosongan tanki bensin Pertamina. Kami menunggu, dan lama-lama makin gelisah. Tengok kanan-kiri, dan kami mulai saling bercakap-cakap.

Ah, hari itu aku masih dalam full make-up. Kebayang nggak, ada perempuan dandan abis, pakai stiletto, malam-malam, ngantre di pom bensin? Sudah pasti, bapak-bapaklah yang ngajakin ngobrol! hehehe... Tapi mereka sopan dan menyenangkan kok... :) kami ngobrol banyak tentang kondisi Poleksosbud di bumi Indonesia yang tetap saja memprihatinkan sampai membandingkan pom bensin mana saja yang jujur dan mana yang nakal!

Hehehe... buat yang ada di Semarang, perhatikanlah bahwa ternyata di salah satu Pom ada kutipan ayat Al Quran yang ditulis di atas atap pompa, mengingatkan kita agar tidak berbuat curang...

Akhirnya, angin berhembus makin kencang... "Wah, seru nih kalau hujan!" seru seorang Bapak. Tidak lama kemudian obrolan kami pun jadi beralih ke topik pawang hujan yang hari genee makin nggak sakti aja, gara-gara suka minta amplopan...hehehe...

Dan ya, tepat jam 22:30, saat pompa mulai dibuka, hujan turun dengan butiran yang besuar-besoarrr...

Aduh, serunya antre BBM malam itu....
Aku isi full, dan ibu gelisah menunggu di rumah. Nggak nonton extravaganza. Huh.
kemarin dan hari ini, konsisi yang sama masih keliatan di semua sudut kota Semarang. BBM Langka. Hilang kemana ya?
dan.. sampai kapan?