Aku Naik Kelas














Bikin PR bareng mamanya Jeff

Senang rasanya sekolah lagi. Aku jadi ingat saat-saat masih SD sampai SMA dulu, saat kita perlu belajar dan bikin PR tiap hari. Lebih seru lagi kalau kita harus melewati masa-masa ujian, dan ini tantangan yang aku suka.

Di Alliance Français Paris aku masih anak bawang. Aku mulai sekolah di sini sejak pertengahan Februari, di kelas Niveau Debutant, alias Kelas Pemula. Di bulan pertama aku memilih program ekstensif, yang cuma terdiri dari 2 jam kursus. Selain sebagai pemanasan dan untuk tahu enak nggak-nya sekolah di AF, aku ambil kelas ini juga karena pertimbangan material. Untuk kelas ekstensif biaya kursusnya 320 euro per bulan, biaya pendaftaran 55 euro dan biaya transport bulananku 124 euro. Belum lagi uang sakuku, karena aku melewatkan makan siang di luar rumah. Kebayang kan, berapa rupiah yang harus dikeluarkan?

Untungnya, atau sayangnya, nilai-nilai ujian mingguanku selalu bagus. Nilai terendah yang kudapat adalah 18 dari 20 total skor, dan sisanya 19/20 atau bahkan 20/20 alias sempurna. selain itu, seperti kebiasaanku saat sekolah dulu, aku juga aktif di kelas, rajin bikin PR dan ngga pernah bikin masalah di kelas. Anak baik dah, pokoknya... =)

Nah, gara-gara nilai yang bagus inilah ibu guruku yang baik hati, Mme. Béatrice Tauzin, menyarankan agar aku pindah ke kelas INTENSIF. Kata beliau, belajar di kelas ekstensif terlalu lambat buatku. "Je suis votre professeur, je vous connais bien... vous progressez trés vite.." Bahkan kepada Jeff beliau bilang, "Elle est la meillieur de la classe"... atau, "dia yang terbaik di kelas". O-oh. :"> Aku seneng banget, meski juga masih setengah nggak percaya dengan penilaian ini.

Sebetulnya aku mau aja pindah ke kelas intensif, dimana aku nantinya bisa menyelesaikan 2 level pelajaran hanya dalam waktu 1 bulan. Tapiiiii... muahalnya itu loh... seminggunya 160 euro, alias 640 euro per bulan!
Jeff adalah sponsor tunggalku. Sekarang bayangkan berapa banyak yang harus dikeluarkan untuk biaya sekolah satu bulan doang, 640 plus biaya transport dan uang saku...dikalikan Rp. 11.500,-...aih... kalau begini aku jadi kangen murahnya sekolah di Indonesia...

But, he's really a good guy. Dia rela berkorban apapun asal aku bahagia. Komentarnya tentang ini adalah, "aku bangga padamu, dan aku senang kalau kamu bisa mendapat apa yang selayaknya kamu dapatkan...", dan, "kalau kamu sudah masuk kelas intensif, kamu ngga boleh lagi melewatkan makan siang. Kalau perlu, kamu harus makan lebih banyak. Kamu harus punya banyak energi biar cepat pintar... jadi, aku tambah ya, uang sakumu?"

Euh, berapa banyak ya, laki-laki di bumi ini yang bisa mencintai perempuan yang ingin maju dan berkorban banyak untuk mendorong perempuan itu agar lebih pintar? Aku bersyukur, aku bersama pria yang menghargai hal itu.

Gara-gara aku naik kelas, sudah lebih dari sebulan ini Peugeot 106 Jeff tinggal di halaman rumah. Demi biaya sekolahku, dia memutuskan untuk menghemat pengeluarannya dengan cara naik kereta untuk berangkat dan pulang kerja. 15 menit yang dulunya biasa ditempuh dengan mobil dari rumah ke Disneyland telah berganti dengan 10 menit berjalan dari rumah ke stasiun Noisiel, 10 menit dalam kereta plus 10 menit dalam navette (bis antar jemput) dari stasiun Marne La Vallée Chessy/Parc Disneyland ke Central Reservation Office tempatnya bekerja... Sungguh, aku tahu betul kalau naik kereta ngga seenak naik mobil pribadi. Selain kadang kereta datang telat, di awal musim semi ini cuaca masih sering berganti-ganti dari cerah ke hujan, dari 15° ngedrop ke 5°C, dari udara yang hangat sampai berangin kencang... tapi dia selalu berangkat dengan senyum dan pulang dengan senyum yang sama. Dia tidak pernah mengeluhkan capeknya naik kereta, meski sudah 2 kali navette datang terlambat dan dia jadi terlambat juga masuk kerja....

Peugeot 106 itu sekarang cuma terpakai kalau Jeff bangun kesiangan, buat mengantar aku ke dokter, buat mengantarku berbelanja, jalan-jalan, atau menjemputku saat aku pulang kemalaman dari Paris. Semuanya, semua yang terbaik dan ternyaman diberikan buatku.

Sekolah tempatku belajar ini juga benar-benar layak disebut sebagai salah satu sekolah bahasa Perancis terbaik di dunia. Metodologi pengajarannya terasa tepat buat orang dewasa yang berasal dari berbagai negara. Materi pelajarannya juga bagus, lebih dekat pada kehidupan sehari-hari dan budaya di sini, sehingga semuanya bisa langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Belum lagi kualitas para pengajarnya yang juga bagus, fasilitas pendukung seperti pusat multi media, perpustakaan, espace cinema, theater tempat kita bisa nonton film bareng-bareng, free wi-fi access di cafétaria, sampai semua staff-nya, mulai dari staff informasi, kasir, petugas di café, librarian, petugas keamanan sampai janitor yang ramah dan mampu berkomunikasi dengan para siswa, sekaligus mendorong kami untuk tidak malu berbicara dalam bahasa perancis yang masih amburadul.

Minggu lalu, atas rekomendasi guruku, redaksi Journal d'Alliance Française Paris memilih aku sebagai profil pelajar untuk edisi bulan April. Aku terpilih setelah guruku jatuh cinta pada semua hasil tugas menulis yang kukerjakan. Salah satunya adalah tulisanku tentang kegiatan sehari-hariku di Indonesia. Aku menulis bahwa di Indonesia hari-hariku selalu sibuk, aku sempat bekerja di radio dan TV tapi juga sekaligus belajar ilmu linguistik di saat yang sama.

Aku bahagia banget dapat kesempatan dimuat jurnal yang diterbitkan di kantor pusat Alliance Française dunia! Kata guruku, aku adalah siswa Indonesia pertama yang dimuat di jurnal ini.
Bagiku ini kado yang bisa kuberi buat Jeff, yang sudah memberiku kesempatan buat belajar, dengan segala keikhlasannya.

Aku bahagia melihat senyumnya yang lebar saat dia menemaniku di sesi foto di kantor direktur AF dunia, lantai 6 boulevard Raspail 101 Paris. Merci bien Jeff, pour le bonne chance que tu me donne!