The Emperor's Guest

"Of all cities in Indonesia, he falls in love to a girl from SEMARANG?"
"Dari semua kota yang ada di Indonesia, dia jatuh cinta pada perempuan dari SEMARANG?"
Itu dalah kalimat yang disampaikan sepupu Jeff di Scotland, saat orangtua Jeff berkunjung beberapa waktu yang lalu.

Cinta memang aneh. Kita tak pernah tahu kapan dan dimana dia akan tumbuh, dan kepada siapa dia akan dijatuhkan. Dan ini, sedikit cerita tentang sejarah sebuah keluarga...

Kakek buyut mama Jeff berasal dari Jerman, namun kemudian mereka bermigrasi ke Inggris untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Di Inggris keluarga ini pun berkembang lewat pernikahan demi pernikahan, sampai mereka memiliki beberapa nama keluarga yang berbeda. Puluhan keturunan ini pun punya garis kehidupan yang berbeda. Orangtua mama Jeff bermigrasi ke Perancis, namun beberapa sepupu keluarga ini tetap tinggal di wilayah kerajaan Inggris.

Sepupu itu, yang begitu terkejut mendapati seorang Bertholy jatuh cinta pada perempuan Semarang, adalah bagian keluarga yang tinggal di Inggris saat perang dunia kedua pecah. Namanya Don Peacock. Dia menulis sebuah buku berjudul "The Emperor's Guest" berdasarkan buku harian yang ditulisnya selama masa perang dunia kedua. Buku itu dihadiahkan pada orangtua Jeff, dan orangtua Jeff meminjamkannya padaku untuk sedikit belajar tentang sejarah keluarga ini.

Don Peacock bergabung dengan RAF, angkatan udara Inggris, dan ditugaskan ke pangkalan militer Inggris di Seletar, Singapura, pada tahun 1942. Pada bulan Maret 1942 Jepang datang dan memporak porandakan pangkalan militer Inggris di sana. Nasib membawa Don Peacock ke Jawa, Indonesia, sebagai tawanan perang.

Kota pertama yang menampung para tawanan Inggris itu adalah Tasikmalaya, Surabaya, kemudian SEMARANG. Semarang adalah kota dimana Don Peacock merasakan penderitaan yang memuncak sebagai "The Emperor Guest" atau "Tamu Sang Kaisar". Istilah yang ironis, namun demikianlah cara Jepang menyebut mereka.

Di Semarang, Tamu Sang Kaisar tinggal di kamp yang lembab dan kotor, makan sehari sekali, menjalankan kerja paksa di bawah matahari tropis yang panas, didera penyakit dan kelaparan, untuk membangun proyek Semarang Aerodome, di wilayah yang disebut Don sebagai Kalibantan. Hari ini orang Semarang menyebutnya Kalibanteng. Semarang Aerodome kini bernama Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Saat membaca buku itu, aku merinding membayangkan seorang keluarga Jeff ikut membangun bandara tempatku mengawali berbagai perjalanan panjang dari kotaku...

Dalam bukunya, masa-masa sebagai tawanan di Semarang disebutnya sebagai Down to Earth with The Moko Moko, Night of the Stink Beetles, dan Guest of The Emperor. Tiga Bab ini bercerita tentang apa yang terjadi sepanjang bulan Juni 1942 sampai April 1943, dimana semuanya penuh penderitaan dan kekejaman perang. Di periode ini pula, RAF mengirimkan surat pada keluarga Peacock di Inggris yang menyatakan bahwa Don hilang dalam serangan tentara Jepang di Singapura....

Banyak siksaan yang datang pada para tawanan ini gara-gara kesalahpahaman komunikasi. Contohnya, saat tentara Jepang (yang disebut Don sebagai "Nips") menepuk bahunya, Don berpikir itu adalah isyarat untuk "pergi". Tapi ternyata, itu adalah isyarat untuk "mendekat". Tendangan, pukulan, sabetan gagang bayonet pun jadi makanan sehari-hari, ditengah suplai nasi goreng yang pas-pasan dan serangan malaria yang membuat banyak tawanan nyaris gila. Beberapa di antaranya malah mulai berkhayal tentang Snow White dan tujuh kurcacinya yang datang dengan kapal selam di laut Jawa dengan misi menyelamatkan mereka...

Uniknya, di tengah cerita miris tentang penderitaan itu Don masih bisa bercerita tentang indahnya pagi di Semarang. Kata Don, di tahun itu pagi di Semarang kadang berkabut, dan saat matahari menguapkannya, mereka bisa melihat indahnya gunung Ungaran, Prahu, Sindoro dan Sumbing. "They appeared just up to the road, but as the day progressed they would gradually clothe themselves in an ever-thickening veil of cloud and then finally vanish altogether..." (Peacock, 1989:37). Bayangkan, seorang tawanan bisa menggambarkan keindahan seperti itu dalam buku hariannya...

Setelah Jawa, Nips mengirim mereka ke Haruku, Maluku Selatan, lalu Makasura. Perjalanan di Indonesia berakhir pada bulan Januari 1945, saat mereka dikembalikan ke Singapura pada bulan yang sama. Don tidak menceritakan secara detil berapa tentara RAF yang selamat melewati masa sebagai tamu sang Kaisar dan bisa kembali ke Inggris pada bulan September 1945.

Tentu sulit bagi Don untuk membayangkan kemungkinan jatuh cinta pada perempuan asal Semarang, setelah semua pengalaman yang dijalaninya. Meski demikian, pada tahun 1977 Don dan beberapa eks tamu Kaisar kembali ke Indonesia, ke tempat dimana mereka dulu bekerja dan tinggal, dalam sebuah perjalanan napak tilas yang diadakan oleh ikatan veteran perang Inggris.

Komentar keluarga Peacock selanjutnya tentang Jeff yang jatuh cinta pada aku, perempuan asal Semarang adalah, "mungkin cerita cinta anak kalian adalah cara yang indah untuk melupakan kesedihan di masa lalu dan melihat Semarang sebagai tempat yang lebih indah dalam sejarah keluarga kita..."