Donor Yuks....

Asal tidak sakit, jarang sekali ada orang Indonesia yang memeriksakan diri dalam jangka waktu tertentu. Ketiadaaan waktu dan biaya sering jadi alasan kita.

Padahal, sebetulnya ada loh, cara sederhana untuk tahu kondisi kesehatan kita, sekaligus beramal. Donor darah aja di PMI.

Di Indonesia kita diperbolehkan donor darah tiga bulan sekali, selama berat badan kita minimal 45 kilogram, tekanan darah minimal 110/90 (untuk perempuan) atau 50 kilogram dan tekanan darah minimal 120/100 (untuk laki-laki. Ini berarti, tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun kita bakal tahu apakah kita cukup sehat atau nggak. Soalnya, kita harus melewati pemeriksaan tekanan darah dan kadar hemoglobin dalam darah kita sebelum darah bisa diambil dari tubuh. Hasilnya bisa langsung kita ketahui.

Contohnya, terakhir kali donor tanggal 7 Agustus lalu Hb-ku 12,7 dan tekanan darahku 110/70. Alhamdulillah deh, aku cukup sehat! Nah, darah kita kan juga diperiksa dengan cermat sebelum sampai ke tangan pasien… kalau ternyata PMI menemukan bahwa kita mengidap penyakit hepatitis, PMS (penyakit menular seksual) atau HIV/AIDS, PMI akan mengirimkan surat pemberitahuan yang bersifat sangat pribadi pada kita. Jadinya kebayang kan, kalau kita rutin donor tiga bulan sekali, segala pengobatan buat penyakit-penyakit itu bisa kita jalankan sesegera mungkin…

Sekarang, bicara soal ketakutan kalau-kalau kita kekurangan darah setelah mendonor,ada angka-angka yang diungkap majalah Gatra No. 32 tahun XII 28 Juni 2006: setelah 24 jam volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan terbentuk dalam waktu 4 sampai 8 minggu. Sel-sel darah merah harus digunakan sebelum 42 hari. Platelet (keeping darah, untuk pembekuan) harus dipakai dalam 5 hari, dan plasma dapat dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun.

Sayangnya sampai sekarang, jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, yaitu cuma 1.137.278 kantong per hari, padahal idealnya jumlah darah yang tersedia berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia, atau 2.419.739 kantong per hari. Ada 165 unit transfusi darah di seluruh Indonesia yang siap melayani para donor.

Jadi, tunggu apa lagi? Buat aku, bisa mendonorkan darah adalah kebahagiaan. Kenapa? Karena cuma orang sehat yang bisa diterima untuk mendonorkan darahnya. Buatku, mendengar pengakuan bahwa aku sehat adalah sesuatu yang sangat istimewa. Teman-teman pasti tahu, selama bertahun-tahun aku selalu dinyatakan “tidak cukup sehat” oleh para dokter. Sekarang aku kuat dan sehat, dan aku merayakan kebahagiaan ini dengan menjadi donor.

Aku juga senang dengan kenyataan bahwa saat ini aku nggak tampil lagi di TV. Saat aku masih tampil, pipiku yang berbakat chubby bikin aku harus bertahan di kisaran berat badan 42-43 kilogram kalau nggak mau keliatan terlalu “lebar” di layar kaca. Padahal menjaga berat segitu sama sekali nggak mudah. Jaga makan kadang terasa menyebalkan juga… yang lebih menyebalkan lagi, dengan berat badan segitu aku nggak akan diijinkan mendonorkan darahku, meski di Jepang berat badan minimal perempuan yang boleh menjadi donor adalah 40 kilogram (tapi ingat, kualitas asupan gizi kita kan beda…).

Nah, tujuh bulan ini aku benar-benar merayakan kesehatanku dan kebebasan berberat badan 45-46 kilogram… I feel happier with all the way I am: my chubby cheeks, me-still look beautiful, and the fact that I can give my blood!

Selanjutnya, ada catatan gado-gado seputar donor darah nih… - Setiap hari kebutuhan darah cukup tinggi. Jumlah pendonor dan stok darah yang ada seringkali tidak sebanding dengan jumlah permintaan darah yang masuk ke PMI. - Banyak yang mengeluh, “para pendonor memberikan darahnya dengan cuma-cuma, tapi kok untuk ambil darah di PMI kita harus bayar mahal*?”

Sebenarnya biaya yang dibebankan pada orang-orang yang membutuhkan darah adalah biaya operasional pengelolaan darah. Sebelum sampai ke tangan pasien, darah kan harus melewati proses pemeriksaan, dikemas dalam kantong-kantong berkualitas tinggi, disimpan dengan layak… nah, inilah yang menyebabkan PMI mematok “harga” yang sebetulnya bukan “harga”. -

Ngga perlu khawatir dengan kualitas sanitasi di PMI. Semua jarum yang dipakai, baik untuk pemeriksaan Hb atau untuk menyedot darah adalah jarum baru. - Kalau Anda takut jarum suntik, atau ngeri melihat besarnya jarum yang ditusukkan untuk menyedot darah, palingkan saja pendangan Anda saat jarum akan ditusukkan. Selanjutnya, se-mengerikan yang dibayangkan kok...
- Jangan begadang di malam sebelum Anda mendonorkan darah. Bisa lemes dan pusing loh…
- Untuk perempuan, pastikan bahwa menstruasi Anda sudah selesai minimal seminggu sebelum tanggal donor.
- Jangan paksakan diri kalau Anda sudah merasa pusing sebelum mendonorkan darah. Pastikan Anda benar-benar siap, supaya Anda merasa nyaman selama dan sesudah proses pengambilan darah.
- Di UTDC PMI kota Semarang ada ruang khusus untuk penderita thalassemia. Aku selalu merasa bersyukur bahwa aku cukup sehat untuk memberi sedikit sekali dari apa yang mereka butuhkan…
- Ada beberapa bentuk penghargaan yang diberikan PMI buat para pendonor. Di kota Semarang, kalau kita dalam setahun bisa donor tiga kali di UTDC, ada T-shirt cantik yang dihadiahkan buat kita! Selain itu ada juga penghargaan berupa pin yang diberikan buat orang yang sudah mendonor 10 kali, 25 kali, 50 kali sampai 100 kali!

Para pendonor keseratus dipertemukan dengan presiden RI, mendapat pin emas dan penghargaan. Meski penghargaan bukan tujuan utama kita jadi donor, tapi tetep aja, seru kan? -

Lebih dari semua itu, donor darah adalah cek kesehatan istimewaku! Buat yang tinggal di Semarang, ini alamat Unit Transfusi Darah cabang PMI Kota Semarang: Jl. Mgr. Sugiyopranoto No.35 Semarang 50141 Telp. 024-3542572 atau 3515050

Jadi, yuks donor yuuukss....;-)